BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mawar (Rosa Sp.) merupakan bunga yang banyak digemari karena keindahan dan wangi bunganya. Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu Bunga" merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis). Tanaman mawar memiliki syarat tumbuh tanaman dengan curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman. Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %. Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl.
Mawar dapat berkembang biak secara generatif melalui biji yang biasanya digunakan oleh pemulia tanaman dan perbanyakan secara vegetatif lebih banyak dilakukan karena lebih mudah. Bunga mawar dapat diperbanyak melalui stek, cangkok, grafting, okulasi ataupun modifikasi dari beberapa metode. Pemilihan metode perbanyakan dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan. Pada perbanyakan bunga mawar potong umumnya dilakukan secara okulasi. Sedangkan untuk mawar pot dapat menggunakan stek atau yang sekarang banyak dilakukan pengusaha bibit dengan menggunakan teknik stenting, yaitu teknik gabungangan dari teknik stek dan penyambungan (grafting) yang dilakukan pada saat yang bersamaan yang memiliki banyak keuntungan. Berikut akan dijelaskan beberapa metode perbanyakan vegetatif buatan yang dapat dilakukan pada bunga mawar.
B. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Untuk memenuhi tugas dari guru mata pelajaran
2. Sebagai pembelajaran juga tentang Budidaya Tanaman Mawar, pada kehidupan nyata.
3. Berbagi ilmu dengan siswa dan siswi lainnya.
C. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini juga dapat dijadikan sebagai modul pembelajaran yang mungkin akan berguna bagi kegiatan belajar mengajar di masa-masa mendatang. Makalah ini juga dapat dijadikan referensi yang mungkin berguna dalam mempelajari materi budidaya tanaman mawar di tahun ajaran baru
BAB II
PEMBAHASAN
A. Syarat Petumbuhan
a. Iklim
1. Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar.
2. Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman.
3. Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %.
b. Media Tanam
1. Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik.
2. Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik.
3. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar.
Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsurunsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.
c. Ketinggian Tempat
Mawar tumbuh baik pada:
1. Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18 derajat C dan maksimum 28â30 derajat C.
2. Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14-16 derajat C, maksimum 24â27 derajat C.
3. Ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6 derajat C dan maksimum 19,5-22,6 derajat C.
Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m.
B. Taksonomi
Taksonomi bunga mawar diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa damascene Mill. ,R.Multiflora Thunb. ,R.hybrida Hort. Dan lain-
lain
C. morfologi tanaman
Bunga mawar adalah jenis tanaman hias yang paling banyak peminatnya. Bunga mawar sangat terkenal karena aroma dan keindahannya yang khas, sehingga sering disebut dengan Queen of Flower. Disamping itu, bunga mawar juga bermanfaat dalam bidang kesehatan karena memiliki banyak khasiat. Minyak bunga mawar yang dihasilkan dari proses ekstraksi sudah sejak lama digunakan sebagai bahan baku untuk produk pewangi, sabun, pelembab kulit, dan obat-obatan. Dalam Klasifikasi bunga mawar diketahui bahwa bunga mawar terdiri dari berbagai jenis yang dibedakan berdasarkan habitat tumbuhnya.
Di antaranya, jenishybrid tea, floribunda, polyantha, grandiflora, dan climbing rose. Jenis bunga mawar hybrid tea, memiliki bunga tunggal, berukuran lebih besar, susunan bunga kompak, tangkai bunga panjang, dan sering digunakan sebagai bunga potong. Mawar floribunda, memiliki tangkai yang agak panjang, yang bunganya bersatu dalam suatu rangkaian yang besar. Bunga mawar polyantha ,memiliki satu rangkaian bunga berukuran kecil. Selanjutnya, jenis mawar grandiflora, adalah gabungan antara sifat-sifat hybrid lea dan floribunda, sehingga sering digunakan sebagai bunga potong atau tanaman taman. Sedangkan jenis terakhir, yaitu climbing roseadalah bunga mawar rambat dengan beragam bunga tunggal dan rangkap.
Dalam Klasifikasi bunga mawar disebutkan bahwa bunga ini merupakan jenis tanaman perdu yang memiliki buah, berakar tunggang dengan banyak cabang akar, memiliki batang yang berduri, tinggi tanaman antara 0,3 sampai 0,5 meter, serta memilki beragam warna bunga (putih, ungu, merah, dan merah muda). Untuk dapat tumbuh baik, tanaman mawar sangat membutuhkan sinar matahari penuh. Apabila kurang mendapat sinar matahari, pertumbuhan tanaman mawar dapat menjadi terhambat dan terkadang tidak menghasilkan bunga. Syarat pertumbuhan yang baik lainnya adalah bunga mawar membutuhkan suhu optimum 30°C dan kelembaban udara antara 60-80%. Sebelumnya, yang penting diperhatikan adalah bunga mawar termasuk golongan bunga yang sangat mudah kehilangan air. Untuk itu sebaiknya dalam pemanenan bunga mawar dilakukan pada pagi hari sekali (sebelum matahari terbit).
Deskripsi tanaman: Batang: tegak, bulat, berkayu, berduri, hijau keabu-abuan; Daun: Majemuk, lonjong, berseling, panjang 5-10 cm, lebar 1,5-2,5 cm, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, tangkai selinder, berwarna hijau keabu-abuan.
Deskripsi Bunga: Majemuk, bulat, diujung batang atau cabang, panjang tangkai ± 2,5 cm, berwarna abu-abu, kelopak berbentuklonceng, benang sari bertangkai, kepala sari berwarna kuning, memiliki putik bulat, panjang ± 0,5 cm, mahkota bunga yang halus, berarna merah dan berbau harum. Tanaman bunga mawar juga mengandung senyawa kimia flavonoid dan polifenol yang tinggi.
D. Perbanyakan Secara Vegetatif
Perbanyakan vegetatif yang dilakukan antara lain :
a. Setek
Perbanyakan vegetatif dengan stek batang pada tanaman mawar biasanya digunakan sebagai persiapan batang bawah untuk okulasi dan grafting. Bahan setek yang baik adalah batang atau cabang dari tanaman yang telah berkayu cukup keras, berdiameter sebesar pensil dan tumbuh dengan baik.Batang bawah yang dipakai adalah dari rosa multic dan rosa multiflora. Kedua varietas ini memiliki perakaran yang kuat. Pangkal setek dipotong membentuk sudut 45O, kemudian direndam kedalam larutan Rootone1gr/liter selama kurang lebih 15 menit. ZPT tersebut berguna untuk merangsang perakaran setek mawar. Rosa multic lebih banyak digunakan karena dapat berakar setelah 3-4 bulan sedangkan rosa multiflora berakar setelah 4-6 bulan.
b. Okulasi
Pada prinsipnya, teknik okulasi dilakukan untuk mengkombinasikan dua jenis mawar atau lebih.Okulasi baru dapat dilakukan setelah batang bawah mempunyai perakaran yang kuat. Batang bawah yang digunakan adalah R.multic dan R.multiflora Rosa multic lebih mempunyai kulit yang tebal sehingga lebih mudah diokulsi.Okulasi dilakukan dengan membuat irisan kearah bawah dengan mengikut sertakan sedikit jaringan kayu. Irisan kira-kira lebarnya 4-5mm, panjang 1,5-2cm, dan tebal 1-2mm.Pada saat mengambil entres atau btang atas, daun dibuang lalu dibuat irisan berupa kepingan dengan mata tunas terletak ditengah-tengah. Ukuran irisan sama dengan irisan pada batang bawah. Setelah entres ditempel, okulasi diikat dengan menggunakan tali rafia dan diletakan dibawah naungan.
c. Grafting
Grafting merupakan teknik perbanyakan vegetatif dengan cara menggabungkan dua buah kambium dari batang atas dan batang bawah. Batang bawah yang di pakai adalah varietas multic dan multiflora, sedangkan batang atas yang digunakan berasal dari varietas yang di unggulkan atau dengan sifat yang di inginkan.Dengan memakai teknik perbanyakan ini, sifat dari kedua varietas dapat digabungkan yaitu perakaran kuat dan kualitas bunga yang tinggi atau sifat unggul lainnya. Keberhasilan penyambungan sebagian besar disebabkan oleh hubungan kambium yang rapat dari kedua tanaman ( Batang bawah dan Batang atas ),yang disambungkan atau terjadi pertautan antara jaringan meristematik keduanya.
d. Stenting
Stenting merupakan gabungan dari penyetekan dan penyambungan dilakukan saat bersamaan. Batang bawah dipotong sepanjang kurang lebih 5 cm dan membentuk sudut 30O batang bawah dan batang atas disambungkan satu sama lain dengan penjepit.Media tanaman yang dipakai adalah arang sekam.Tanaman ditempatkan dalam rumah plastik yang intensitas cahayanya 55 %.Intensitas cahaya dapat diatur dengan pemasangan paranet 55%.Periode pengkabutan diatur setiap 8 menit selama 10 detik.
E. Perbanyakan Secara Generatif
perbanyakan tanaman melalui perkawinan sel-sel reproduksi. Untuk tanaman hias yang berbunga, melakukan reproduksi dengan cara membentuk biji yang diperoleh dari penyerbukan benang sari sebagai sel jantan dan kepala putik sebagai sel betinanya.
Penyerbukan pada tanaman bunga bisa berhasil bila ada perantara (Self incomatible). Umumnya perantaranya adalah serangga seperti lebah. Kaki lebah yang hinggap pada bunga yang sedang berkembang secara tidak sengaja akan menempel pada benang sari. Setelah itu lebah akan terbang lagi ke bunga lain. Pada saat dia hinggap di bunga lain maka benang sari yang menempel pada kaki lebah bisa jatuh pada putik bunga. Benang sari dan putik yang saling menempel ini bisa mengakibatkan terjadinya pembuahan yang menghasilkan biji.
Proses tersebut adalah proses penyerbukan alami. Kelemahannya selain membutuhkan waktu yang lama juga kita tidak tahu sifat dari bunga induknya. Untuk mempercepat proses penyerbukan, bisa menggunakan penyerbukan buatan / manual dengan bantuan tangan manusia.
Caranya adalah dengan mengambil benang sari pada bunga yang akan disilangkan lalu ditempelkan pada putik adenium jenis lain yang memiliki genetik yang berbeda dengan menggunakan alat (cutten bud) . Untuk melakukannya perlu ketelitian agar berhasil, jika penyerbukan berhasil maka dalam waktu kurang lebih 2 minggu akan tumbuh sepasang buah yang berbentuk tanduk dan berwarna hijau.
Setelah buah matang, yang ditandai dengan pecahnya buah, segera ambil biji di dalam buah sebelum hilang tertiup angin. Jemur biji hingga 2-3 jam atau sampai biji kering. Selanjutnya semai biji pada media tanam (sekam bakar di campur dengan pasir dengan komposisi).Bila dapat tumbuh (mulai bertunas) setelah lebih dari 2 minggu. Dengan tumbuhnya tunas ini berarti proses perbanyakan berhasil.
Bila akan menyilangkan tanaman hias bunga, pilihlah bunga yang telah berumur antara 2-5 hari untuk bunga betinanya , dan 3-7 hari untuk bunga jantaannya. Hal ini agar sel-sel produksinya cukup kuat untuk melakukan penyerbukan. Ciri-ciri sel jantan yang cukup umur adalahserbuk pada benang sari sudah kering dan sudah menggumpal.
Agar mudah memperoleh benang sari dan menempelkannya pada putik, buka daun hingga terlihat dasar bunganya. Setelah itu ambil benang sari menggunakan pinset stau kuas yang halus. Tempelkan benang sari itu pada putik lalu bungkus bunga yang menjadi bunga betinanya agar proses penyerbukan bersih dan steril.
- Kelebihan dari cara generatif adalah :
1. Diperoleh hasil anakan yang banyak karena jumlah biji di dalam buah banyak, sehingga mudah di semai.
2. Sifat anaknya merupakan gabungan sifat unggul yang sesuai dengan sifat masing– masing bunga induknya.
3. Cocok untuk mendapatkan varietas adenium baru atau disebut dengan nama adenium hibrida.
- Kekurangan dari cara generatif adalah :
1. Memerlukan waktu yang lama.
2. Tingkat kegagalan tinggi.
3. Pelaksanaannya rumit.
4. Daya hidup rendah.
F. Pemeliharaan Tanaman Mawar
Penyiangan Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan agar dapat menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/parit antar bedengan dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman atau membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.
- Pemupukan Jenis dan dosis (takaran)
pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5. Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga, dan setelah kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam paritparit kecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau di sekeliling tajuk tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah. Pengairan dan Penyiraman
- Pengairan dan penyiraman dilakukan:
a. Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan setelah tanam), dilakukan secara kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya berangsur-angsur dikurangi atau tergantung keadaan cuaca dan jenis tanah (media).
b. Waktu pemberian air yang baik pada pagi dan sore hari, saat suhu udara dan penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi.
c. Cara pengairan adalah dengan disiram secara merata menggunakan alat bantu ember (gembor).
- Penyiangan
Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan agar dapat menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/parit antar bedengan dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman atau membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.
- Pemupukan
Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5.
Jenis dan dosis pupuk lain adalah campuran pupuk yang terdiri atas: 90â135 kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan 200â 300 kg Urea ditambah 840 kg TSP ditambah 250 kg KCL/ha/tahun. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tanaman mawar perlu dipupuk pupuk NPK 5 gram/pohon pada saat tanam atau 7â15 hari setelah tanam.
Pemupukan berikutnya secara kontinu tiap 3â4 bulan sekali, tergantung keadaan pertumbuhan tanaman. Dosis dan jenis pupuk yang dianjurkan adalah campuran pupuk Nitrogen 600 kg N ditambah Fosfat 1000 kg P2O5 ditambah Kalium 400 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan urea ± 1350 kg ditambah TSP 2100 kg ditambah KCL 800 kg/ha/tahun. Tiap kali pemupukan diberikan 1/4 – 1/3 dosis pupuk 337,5â450 kg Urea ditambah 525â700 kg TSP ditambah 100â133 kg KCl per hektar. Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga, dan setelah kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam paritparit kecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau di sekeliling tajuk tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah.
- Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dan penyiraman dilakukan:
b. Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan setelah tanam), dilakukan secara kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya berangsur-angsur dikurangi atau tergantung keadaan cuaca dan jenis tanah (media).
c. Waktu pemberian air yang baik pada pagi dan sore hari, saat suhu udara dan penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi.
d. Cara pengairan adalah dengan disiram secara merata menggunakan alat bantu emrat (gembor).
G. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama
a. Kutu daun (Macrosiphum rosae Linn., Aphids)
Kutu daun, kecil, panjang ±0,6 mm, berwarna hijau, kadang-kadang tidak bersayap. Menyerang pucuk, sering menempel pada ranting dan kuncup bunga.
Gejala mengisap cairan (sel) tanaman, sehingga menyebabkan gejala abnormal, pada daun atau pucuk jadi keriting/mengkerut. Dapat berperan sebagai vektor virus dan sering meninggalkan cairan madu manis yang menempel pada permukaan daun, sehingga menjadi penyebab penyakit embun jelaga (Capnodium sp.).
Pengendalian menjaga kebersihan (sanitasi) kebun dan disemprot insektisida Decis 2,5 EC atau Buldok 25 EC, Confidor 200 LC, Curacron 500 EC, Fastac 15 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
b. Kumbang
Tiga jenis kumbang penyerang tanaman mawar: kumbang Chafer (Macrodactylis subspinosus), Fuller (Autoserica castanca) dan Curculio (Rhyncite bicolor). Kumbang Chafer warna coklat kekuning-kuningan panjang tubuh sekitar 12 mm, kumbang Fuller warna coklat keabu-abuan, panjang 10 mm. Kumbang Curculio berwarna merah bergaris hitam ± 5 mm.
Gejala memakan daun, tangkai dan kuntum bunga, sehingga bolong-bolong/rusak pada bagian yang diserang. Larva sering memakan perakaran tanaman.
Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan hama tersebut dan cara kimia disemprot dengan insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Ambush 2 EC, Elsan 60 EC, dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
c. Siput berbulu
Tubuh berwarna putih kehijau-hijauan, panjang ± 12 mm, ditutupi bulu-bulu kasar.
Gejala pada stadium larva, menyerang tanaman dengan cara memakan daun sebelah bawah yang menyebabkan daun berlubang tinggal tulang daun.
Pengendalian merontokkan kepompong yang menempel pada tanaman, dan disemprot dengan insektisida Brestan 60 (Moluskasida) pada konsentrasi yang dianjurkan.
d. Tungau (Tetranychus telarius)
Tungau mirip laba-laba, sangat kecil ± 0,3 mm, berwarna merah/hijau/kuning. Berkembangbiak dengan cepat bila cuaca lembab dan panas, serta sirkulasi udara kurang baik.
Gejala menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman, pada bagian daun/pucuk, sehingga menyebabkan titik-titik merah berwarna kuning/abu-abu kecoklat-coklatan.
Pengendalian disemprot insektisida-akarisida seperti Omite 570 EC atau Kelthane 200 EC atau Mitac 200 EC Meothrin 50 EC, Nissuron 50 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
e. Thrips
Hama ini berukuran sangat kecil ± 1 mm, berwarna kuning-oranye/kuning kecoklat-coklatan.
Gejala merusak/mengisap cairan sel tanaman, terutama bunga, daun, dan cabang. Menyenangi mawar bunga berwarna kuning/terang lainnya.
Pengendalian pemangkasan bagian tanaman yang terserang berat dan disemprot dengan insektisida Mesurol 50 WP, Tokuthion 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
f. Nematoda akar (Meloidgyne sp.)
Nematoda akar ukurannya sangat kecil (hanya dapat dilihat dengan mikroskop).
Gejala menyerang akar tanaman mawar, dapat menembus ke bagian batang sehingga menyebabkan gejala pertumbuhan kerdil, kadang layu (kehilangan kekuatan tumbuh) dan terdapat bintil-bintil pada akar.
Pengendalian pergiliran tanaman, sterilisasi media tanam, dan menggunakan bahan kimiawi (nematisida) : Furadan 3 G, Rugby 10 G atau Indofuran pendidikan G pada saat tanam.
Penyakit
1. Bercak hitam
Penyebab: cendawan (jamur) Marsonina rosae (Lib.) Lind. (âBlack spotâ).
Gejala: daun bercak hitam-pekat yang tepinya bergerigi. Lambat laun bercak-bercak berdiameter ± 1 cm menyatu, sehingga jaringan daun di sekitarnya menjadi kuning. Dapat pula terjadi pada tangkai daun, batang, dasar bunga, kelopak dan tajuk bunga. Daun yang terserang akan mudah berguguran. Pengendalian non kimiawi: memangkas bagian tanaman yang sakit dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Propineb dan Mankozeb pada konsentrasi yang dianjurkan.
2. Karat daun
Penyebab: cendawan (jamur) Phragmidium mucronatum (Pers. ex Pr.) Schlecht.
Gejala: bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada sisi bawah daun, pada sisi daun atas terdapat bercak bersudut warna kemerah - merahan. Daun yang terserang berat akan mudah gugur (rontok). Pengendalian non kimiawi: pemotongan/pemangkasan daun sakit kemudian dimusnahkan.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Zineb atau Maneb pada konsentrasi yang dianjurkan.
3. Tepung mildew
Penyebab: cendawan Oidium sp.
Gejala: terdapat tepung/lapisan putih pada permukaan daun sebelah bawah dan atas. Daun/bagian tanaman yang terserang akan berubah warna dari hijau menjadi kemerah-merahan, lambat laun kekuningkuningan dan akhirnya daun-daun cepat rontok (gugur).
Pengendalian non kimiawi: memetik daun yang terserang untuk dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida Belerang, atau mengandung bahan aktif Pirazifos.
4. Bengkak pangkal batang
Penyebab: bakteri Agrobacterium tumefacien (E.F Sm et Town.) Conn.
Gejala: terjadi pembengkakan pada pangkal batang dekat permukaan tanah, sehingga tanaman menjadi kerdil dan akhirnya mati.
Pengendalian non kimiawi: mencabut tanaman yang sakit untuk dimusnahkan dan sewaktu pemeliharaan tanaman (pemangkasan) menggunakan gunting pangkas yang bersih dan steril.
Pengendalian kimiawi: disemprot oleh bakterisida yang berbahan aktif Streptomisin atau Oksitetrasikin.
5. Mosaik (belang-belang)
Penyebab: virus (Virus Mosaik Mawar) (Rose mosaic Virus).
Gejala: daun menguning dan belang-belang, tulang-tulang daunnya seperti jala.
Pengendalian: penanaman bibit yang sehat, pemeliharaan tanaman secara intensif, penyemprotan insektisida untuk pengendalian serangga vektor, dan membongkar (eradikasi) tanaman yang sakit untuk dimusnahkan agar tidak menular kepada tanaman yang lainnya.
6. Bercak daun
Penyebab: dua patogen, yaitu cendawan Cercospora rosicola Pass. dan Alternaria sp.
Gejala: serangan cercospora bercak-bercak coklat pada daun-daun tua, sedangkan bercak alternaria berwarna kehitam-hitaman.
Pengendalian nonkimiawi: memotong/memetik daun yang sakit untuk dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang mengandung bahan aktif Tembaga(Cu).
7. Jamur upas
Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor (Berk. et Br.) Tjokr.
Gejala: terdapat lapisan kerak berwarna merah pada batang, dan lambat laun batang akan membusuk serta mati.
Pengendalian nonkimiawi: mengelupaskan kulit dan mengerok bagian tanaman yang sakit, kemudian diolesi cat/ter, dapat pula sekaligus memotong bagian batang yang terinfeksi berat.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Tridemorf.
8. Busuk bunga
Penyebab: cendawan Botrytis cinerea Pers. Fr.
Gejala: kuntum bunga yang telah membuka membusuk berwarna coklat, dan berbintil-bintil hitam.
Pengendalian nonkimiawi: membungkus bunga yang mulai mekar dengan kantong kertas minyak/plastik dan penanganan pasca panen bunga sebaik mungkin.
Pengendalian kimiawi: penyemprotan fungisida yang berbahan aktif Benomil.
9. Penyakit Fisiologis
Penyebab: kekurangan unsur hara (defisiensi), kurang Nitrogen, Phosfor, dan Kalium.
Gejala: kekurangan nitrogen menyebabkan warna daun hujau-muda (pucat) kekuning-kuningan dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat (kerdil). Kekurangan phosfor menyebabkan tanaman menjadi kurus dan kerdil, sedangkan kurang kalium daun-daun menjadi mengering di sepanjang tepi/pinggirannya.
Pengendalian: pemberian pupuk berimbang, terutama unsur N, P2O5, dan K2O ataupun disemprot pupuk daun yang kandungan unsur haranya tinggi sesuai dengan gejala defisiensi.
H. Panen dan Pasca Panen
Panen
1. Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Ciri-ciri bunga mawar siap dipetik (dipanen) untuk tujuan sebagai bunga potong : kuntum bunganya belum mekar penuh dan berukuran normal. Untuk tujuan bunga tabur pemetikan bunga pada stadium setelah mekar penuh. Waktu panen yang ideal adalah pagi atau sore hari (saat suhu udara dan penguapan air tidak terlalu tinggi). Di beberapa sentra produsen bunga potong melakukan pemetikan bunga mawar pada malam hari.
2. Cara Pemetikan Bunga
Cara panen bunga mawar adalah dengan memotong tangkai bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun. Alat pemotong bunga mawar dapat berupa pisau ataupun gunting pangkas yang tajam, bersih dan steril.
3. Periode Panen
Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulasi dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau tergantung varietas dan kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun.
4. Prakiraan Produksi
Tanaman mawar yang dipelihara secara intensif dari jenis/varietas unggul dapat menghasilkan 120.000â280.000 kuntum/hektar/tahun. Tingkat produksi ini tergantung pada varietas mawar, kesuburan tanah, jarak dan tingkat perawatan tanaman selama di kebun.
Pasca Panen
1. Pengumpulan
- Pengumpulan pascapanen bunga potong mawar:
a) Kumpulkan bunga segera seusai panen dan masukkan ke dalam wadah (ember) yang berisi air bersih. Posisi tangkai bunga diatur sebelah bawah terendam air.
b) Angkut seluruh hasil panen ke tempat pengumpulan hasil untuk memudahkan penanganan berikutnya.
- Pengumpulan pascapanen bunga mawar tabur
Kumpulkan kuntum bunga mawar yang baru dipetik ke dalam suatu wadah (keranjang plastik, tampah/ember berisi air bersih).
2. Penyortiran dan Penggolongan
a. Sortir bunga yang rusak, layu dan busuk pisahkan secara tersendiri.
b. Klasifikasikan bunga berdasarkan jenis, ukuran bunga, panjang tangkai bunga dan warna bunga yang seragam. Pengklasifikasian berdasarkan panjang tangkai bunga dipisahkan ke dalam dua grade. Grade A bunga dengan panjang tangkai lebih dari 60 cm, grade B panjang tangkai kurang dari 60 cm.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu Bunga" merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis).
B. Saran
Kami selaku penyusun menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan kami. Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://blogs.unpad.ac.id/trisnamonica/2010/06/08/budidaya-mawar/
http://yukitamari.blogspot.com/2011/12/budidaya-bunga-mawar.html
http://leniblogs.blogspot.com/2012/12/taksonomi-bunga-mawar_8.html
IPTEK HORTIKULTURA. 2005.Teknik Perbanyakan mawar dengan Cara Okulasi Mata Berkayu (Chip Budding). Online pada tanggal 6 April 2014.
http://www.pustakasekolah.com/klasifikasi-bunga-mawar.html#ixzz3HqKlcKnM
0 Response to "Makalah Budidaya Tanaman Mawar"
Post a Comment