Makalah Teknologi Sistem Ekskresi

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi ginjalnya. Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan darah dengan cara mengalirkan melalui “ginjal buatan”. Hal yang melatar berlakangi isi makalah ini di harapkan agar pengobatan hemodialisa dapat di cegah bagi para penderita penurunan fungsi  ginjal dengan lebih meningkatkan asupan cairan bagi fungsi ginjal yang belum kronis.
Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk keracunan
Banyak orang merasa tak nyaman dan ragu-ragu saat-saat pertama dilakukan hemodialisa. Saat dilakukan hemodialisa sebenarnya anda tidak akan merasakan apa-apa, beberapa orang akan merasa lelah setelah selesai dilakukan hemodialisa terutama bila baru beberapa kali hemodialisa. Setelah beberapa kali hemodialisa maka cairan yang berlebih dan racun dari tubuh anda akan berkurang, anda akan merasa kembali bertenaga
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, dunia juga mengalami perkembangannya di berbagai bidang. Salah satunya adalah kemajuan di bidang kesehatan yaitu teknik transplantasi organ. Transplantasi organ merupakan suatu teknologi medis untuk penggantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi dengan organ dari individu yang lain. Sampai sekarang penelitian tentang transplantasi organ masih terus dilakukan.
Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor kepada pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang transplantasi maju dengan pesat. Permintaan untuk transplantasi organ terus mengalami peningkatan melebihi ketersediaan donor yang ada. Sebagai contoh di Cina, pada tahun 1999 tercatat hanya 24 transplantasi hati, namun tahun 2000 jumlahnya mencapai 78 angka. Sedangkan tahun 2003 angkanya bertambah 356. Jumlah tersebut semakin meningkat pada tahun 2004 yaitu 507 kali transplantasi. Tidak hanya hati, jumlah transplantasi keseluruhan organ di China memang meningkat drastis. Setidaknya telah terjadi 3 kali lipat melebihi Amerika Serikat. Ketidakseimbangan antara jumlah pemberi organ dengan penerima organ hampir terjadi di seluruh dunia.
Sedangkan transplantasi organ yang lazim dikerjakan di Indonesia adalah pemindahan suatu jaringan atau organ antar manusia, bukan antara hewan ke manusia, sehingga menimbulkan pengertian bahwa transplantasi adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain atau dari satu tempat ke tempat yang lain di tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk mengganti organ yang rusak atau tak berfungsi pada penerima.
Saat ini di Indonesia, transplantasi organ ataupun jaringan diatur dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Sedangkan peraturan pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia. Hal ini tentu saja menimbulkan suatu pertanyaan tentang relevansi antara Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang dimana Peraturan Pemerintah diterbitkan jauh sebelum Undang-Undang. (Binchoutan,2008)
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud hemodialisis ?
2.      Apa yang di maksud transpalasi Ginjal ?
3.      Apa yang di maksud penghancuran batu ginjal ?
C.     Tujuan Penulisan
1.       Tujuan Umum
Sebagai pedoman untuk memahami ginjal, transpantasi ginjal, penghancuran batu ginjal dan skin grafting.
2.       Tujuan Khusus
a)      Untuk mengetahui bagaimana membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan asam urat.
b)      Untuk mengetahui bagaimana membuang kelebihan air.Untuk mengetahui bagaimana mempertahankan atau mengembalikan system buffer tubuh.
c)      Untuk mengetahui bagaimana mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
d)     Untuk mengetahui bagaimana memperbaiki status kesehatan penderita.
e)      Untuk meningkatkan pengetahuan masalah transplantasi ginjal.
f)       Untuk mengetahui cara kerja transplantasi ginjal.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    HEMODIALISIS
1.      Definisi Hemodialisis
Hemodialisa berasal dari kata hemo=darah,dan dialisa=pemisahan atau filtrasi. Pada prinsipnya hemodialisa menempatkan darah berdampingan dengan cairan dialisat atau pencuci yang dipisahkan oleh suatu membran atau selaput semi permeabel. Membran ini dapat dilalui oleh air dan zat tertentu atau zat sampah. Proses ini disebut dialysis yaitu proses berpindahnya air atau zat, bahan melalui membran semi permeabel ( Pardede, 1996 ).
Terapi hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi (Setyawan, 2001).
2.      Tujuan Hemodialisis
Hemodialisis bertujuan untuk mengambil zat-zat nitrogen yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan, pada hemodialisis aliran darah yang penuh dengan toksik dan limbah nitrogen dialihkan dari dalam tubuh ke dialiser tempat darah tersebut dibersihkan dan kemudian dikembalikan ke dalam tubuh.
3.      Indikasi Hemodialisis
            Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan GGA apabila terdapat indikasi:
a)      Hiperkalemia ( K > 6 mEq/l)
b)      Asidosis
c)      Kadar ureum/kreatinin tinggi dalam darah
d)     Kelebihan cairan.
e)      Perikarditis dan konfusi yang berat.
f)       Hiperkalsemia dan hipertensi.
4.      Prinsip Hemodialisa
a)      Prinsip mayor/proses hemodialisa:
Akses Vaskuler :
Seluruh dialysis membutuhkan akses ke sirkulasi darah pasien. Kronik biasanya memiliki akses permanent seperti fistula atau graf sementara. Akut memiliki akses temporer seperti vascoth.
b)      Membran semi permeable
Hal ini ditetapkan dengan dialyser actual dibutuhkan untuk mengadakan kontak diantara darah dan dialisat sehingga dialysis dapat terjadi.
c)      Difusi
Dalam dialisat yang konvesional, prinsip mayor yang menyebabkan pemindahan zat terlarut adalah difusi substansi. Berpindah dari area yang konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Gradien konsentrasi tercipta antara darah dan dialisat yang menyebabkan pemindahan zat pelarut yang diinginkan. Mencegah kehilangan zat yang dibutuhkan.
d)     Konveksi
Saat cairan dipindahkan selama hemodialisis, cairan yang dipindahkan akan mengambil bersama dengan zat terlarut yang tercampur dalam cairan tersebut.
e)      Ultrafiltrasi
Proses dimana cairan dipindahkan saat dialysis dikenali sebagai ultrafiltrasi artinya adalah pergerakan dari cairan akibat beberapa bentuk tekanan. Tiga tipe dari tekanan dapat terjadi pada membrane :
1)      Tekanan positip merupakan tekanan hidrostatik yang terjadi akibat cairan dalam membrane. Pada dialysis hal ini dipengaruhi oleh tekanan dialiser dan resisten vena terhadap darah yang mengalir balik ke fistula tekanan positip “mendorong” cairan menyeberangi membrane.
2)      Tekanan negative merupakan tekanan yang dihasilkan dari luar membrane oleh pompa pada sisi dialisat dari membrane tekanan negative “menarik” cairan keluar darah.
3)      Tekanan osmotic merupakan tekanan yang dihasilkan dalam larutan yang berhubungan dengan konsentrasi zat terlarut dalam larutan tersebut. Larutan dengan kadar zat terlarut yang tinggi akan menarik cairan dari larutan lain dengan konsentrasi yang rendah yang menyebabkan membrane permeable terhadap air.


5.      Perangkat Hemodialisa
a.       Perangkat khusus
1)      Mesin hemodialisa
Ginjal buatan (dializer) yaitu : alat yang digunakan untuk mengeluarkan sisa metabolisme atau zat toksin laindari dalam tubuh. Didalamnya terdapat 2 ruangan atau kompartemen :
Ø  kompartemen darah
Ø  kompartemen dialisat.
2)      Blood lines
selang yang mengalirkan darah dari tubuh ke dializer dan kembali ke tubuh. Mempunyai 2 fungsi :
Ø  Untuk mengeluarkan dan menampung cairan serta sisa-sisa metablolisme.
Ø  Untuk mencegah kehilangan zat-zat vital dari tubuh selama dialysis.
b.      Alat-alat kesehatan :
1)      Tempat tidur fungsional
2)      Timbangan BB
3)      Pengukur TB
4)      Stetoskop
5)      Termometer
6)      Peralatan EKG
7)      Set O2 lengkap
8)      Suction set
9)      Meja tindakan.
c.       Obat-obatan dan cairan :
1)      Obat-obatan hemodialisa : heparin, frotamin, lidocain untuk anestesi.
2)      Cairan infuse : NaCl 0,9%, Dex 5% dan Dex 10%.
3)      Dialisat
4)      Desinfektan : alcohol 70%, Betadin, Sodium hypochlorite 5%
5)      Obat-obatan emergency.
6.      Pedoman Perawatan Hemodialisa
a.       Persiapan sebelum hemodialisa
1)      Sambungkan selang air dari mesin hemodialisa.
2)      Kran air dibuka.
3)      Pastikan selang pembuka air dan mesin hemodialisis sudah masuk keluar                                                                                                                                                                                                                                     atau saluran pembuangan.
4)      Sambungkan kabel mesin hemodialisis ke stop kontak.
5)      Hidupkan mesin.
6)      Pastikan mesin pada posisi rinse selama 20 menit.
7)      Matikan mesin hemodialisis.
8)      Masukkan selang dialisat ke dalam jaringan dialisat pekat.
9)      Sambungkan slang dialisat dengan konektor yang ada pada mesin hemodialisis.
10)  Hidupkan mesin dengan posisi normal (siap).
b.      Menyiapkan sirkulasi darah.
1)      Bukalah alat-alat dialisat dari setnya.
2)      Tempatkan dialiser pada holder (tempatnya) dan posisi ‘inset’ (tanda merah) diatas dan posisi ‘outset’ (tanda biru) dibawah.
3)      Hubungkan ujung merah dari ABL dengan ujung ‘inset’ dari dialiser.
4)      Hubungkan ujung biru dari UBL dengan ujung ‘outset’ adri dialiser dan tempatkan buble tap di holder dengan posisi tengah.
5)      Set infuse ke botol NaCl 0,9%-500 cc.
6)      Hubungkan set infuse ke slang arteri.
7)      Bukalah klem NaCl 0,9%. Isi slang arteri sampai keujung selang lalu klem.
8)      Memutarkan letak dialiser dengan posisi ‘inset’ dibawah dan ‘ouset’ diatas,
9)      Tutup klem dari slang untuk tekanan arteri, vena, heparin.
10)  Buka klem dari infuse set ABL, UBL.
11)  Jalankan pompa darah dengan kecepatan mula-mula 100 ml/mnt, kemudian naikkan secara bertahap sampai 200 ml/mnt.
12)  Isi buble tap dengan NaCl 0,9% sampai 3/4 cairan.
13)  Memberikan tekanan secara intermitten pada UBL untuk mengalirkan udara dari dalam dialiser, dilakukan sampai dengan dialiser bebas udara (tekanan tidak lebih dari 200 mmHg).
14)  Melakukan pembilasan dan pencucian dengan NaCl 0,9% sebanyak 500 cc yang terdapat pada botol (kalf). Sisanya ditampung pada gelas ukur.
15)  Ganti kalf NaCl 0,9% yang kosong dengan kalf NaCl 0,9% baru.
16)  Sambungkan ujung biru UBL dengan ujung merah ABL dengan menggunakan konektor.
17)  Menghidupkan pompa darah selama 10 menit. Untuk dialiser baru 15-20 menit, untuk dialiser reuse dengan aliran 200-250 ml/mnt.
18)  Mengembalikan posisi dialiser ke posisi semula dimana ‘inset’ diatas dan ‘outset’ dibawah.
19)  Menghubungkan sirkulasi darah dengan sirkulasi dialisat selama 5-10 menit siap untuk dihubungkan dengan pasien (soaking).
c.       Persiapan pasien.
1)      Menimbang BB
2)      Mengatur posisi pasien.
3)      Observasi KU
4)      Observasi TTV
5)      Melakukan kamulasi/fungsi untuk menghubungkan sirkulasi, biasanya mempergunakan salah satu jalan darah/blood akses seperti dibawah ini:
•    Dengan interval A-V Shunt/fistula simino
•    Dengan eksternal A-V Shunt/schungula.
•    Tanpa 1-2 (vena pulmonalis).
7.      Komplikasi yang terjadi
a)      Hipotensi
Penyebab : terlalu banyak darah dalam sirkulasi mesin, ultrafiltrasi berlebihan, obat-obatan anti hipertensi.
b)      Mual dan muntah
Penyebab : gangguan GI, ketakutan, reaksi obat, hipotensi.
c)      Sakit kepala
Penyebab : tekanan darah tinggi, ketakutan.
d)     Demam disertai menggigil.
Penyebab : reaksi fibrogen, reaksi transfuse, kontaminasi bakteri pada sirkulasi darah.
e)      Nyeri dada.
Penyebab : minum obat jantung tidak teratur, program HD yang terlalu cepat.
f)       Gatal-gatal
Penyebab : jadwal dialysis yang tidak teratur, sedang.sesudah transfuse kulit kering.
g)      Perdarahan amino setelah dialysis.
Penyebab : tempat tusukan membesar, masa pembekuan darah lama, dosis heparin berlebihan, tekanan darah tinggi, penekanan, tekanan tidak tepat.
h)      Kram otot
Penyebab : penarikan cairan dibawah BB standar. Penarikan cairan terlalu cepat (UFR meningkat) cairan dialisat dengan Na rendah BB naik > 1kg. Posisi tidur berubah terlalu cepat.
8.      Interpretasi Hasil
Hasil dari tindakan dialysis harus diinterpretasikan dengan mengkaji jumlah cairan yang dibuang dan koreksi gangguan elektrolit dan asam basa. Darah yang diambil segera setelah dialysis dapat menunjukkan kadar elektrolit, nitrogen urea, dan kreatinin rendah palsu. Proses penyeimbangan berlangsung terus menerus setelah dialysis, sejalan perpindahan zat dari dalam sel ke plasma.


B.     TRANSPLANTASI GINJAL
1.      Pengertian transplantasi ginjal
Transplantasi ginjal menurut Brunner and Suddarth melibatkan menanamkan ginjal dari donor hidup atau kadaver menusia resipein yang mengalami penyakit ginjal tahap akhir.
Transplantasi ginjal adalah proses pencangkokan ginjal sehat dari donor ke dalam tubuh seseorang yang mengalami gagal ginjal melalui tindakan pembedahan. Ginjal baru bersama ginjal lama yang fungsinya sudah memburuk akan bekerja bersama-sama untuk mengeluarkan sampah metabolisme dari dalam tubuh.
Ginjal adalah dua organ berbentuk kacang yang terletak di setiap sisi tubuh, tepat di bawah tulang rusuk. Organ ini terus bekerja untuk menyaring produk-produk limbah dari darah dan mengkonversi limbah ke dalam urin.
Transplantasi ginjal umumnya dilakukan pada pasien gagal ginjal stadium akhir. Pasien gagal ginjal umumnya memiliki tiga alternatif pengobatan: hemodialisis, peritoneal dialisis, dan transplantasi ginjal. Banyak pasien memilih melakukan transplantasi ginjal karena menawarkan ‘kebebasan’ lebih besar, alih-alih harus melakukan cuci darah (dialisis) rutin seumur hidup. Sebelum transplantasi ginjal dilakukan, pasien harus melakukan konsultasi dengan dokter untuk menentukan adanya risiko, dan apakah transplantasi memang merupakan pilihan terbaik.
Sebuah transplantasi ginjal dapat dilakukan tanpa memandang usia dari penerima (pasien yang membutuhkan ginjal) asalkan mereka memiliki status kesehatan umum yang dapat menahan operasi besar, ada peluang bagus untuk sukses transplantasi dan orang tersebut sadar dan bersedia untuk mematuhi dengan mengambil obat immunosuppressant setelah transplantasi untuk mencegah penolakan dari organ baru oleh sistem kekebalan tubuh.
2.      Terminologi dalam transplantasi
a)      Autograft adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokkan berasal dari individu yang sama.
b)      Isograft adlah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokkan berasal dari saudara kembar.
c)      Allograft adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokkan berasal dari individu dain dalam spesies yang sama.
d)     Xenograft adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokkan berasal dari spesies yang berbeda. Misalnya ginjal baboon yang ditransplantasikan kepada manusia.
3.      Ketika transplantasi ginjal diperlukan
Dengan penyakit tersebut nefron menjadi rusak, ginjal dapat kehilangan kemampuan penyaringan mereka dan menyebabkan komplikasi yang mengancam kehidupan. Ini berarti tingkat tinggi dan mengancam kehidupan produk limbah dan bahan kimia dalam tubuh. Bila ginjal telah kehilangan sekitar 90% dari kemampuan mereka penyaringan, orang itu dikatakan memiliki penyakit stadium akhir ginjal.
Biasanya ginjal dapat berfungsi dengan jumlah kecil kerusakan. Dengan progresif kerusakan dapat mencapai point of no return disebut "End Stage Renal Disease" atau ESRD. Ini juga disebut gagal ginjal kronis. Ini adalah kondisi paling umum yang mungkin membutuhkan transplantasi ginjal.
4.      Penyebab penyakit ginjal tahap akhir
a.       Diabetes
Pasien-pasien ini memiliki gula darah tinggi terus menerus. Ini gula darah tinggi dapat merusak filter dalam ginjal, menyebabkan kerusakan jangka panjang ginjal dan akhirnya gagal ginjal. Ini disebut nefropati diabetes.
b.      Tekanan darah tinggi atau hipertensi
Ini adalah penyebab umum lain dari penyakit ginjal dan kegagalan. Tekanan darah tinggi di pembuluh darah kecil ke ginjal menyebabkan kerusakan dan mencegah proses penyaringan dari bekerja dengan benar.
c.       Stenosis Arteri Ginjal
Penyumbatan pembuluh darah yang membawa darah ke ginjal dari waktu ke waktu disebut stenosis arteri ginjal adalah penyebab lain dari penyakit ginjal tahap akhir.
d.      Ginjal Polikistik
Kondisi lain yang disebut penyakit ginjal polikistik yang merupakan kondisi yang diwariskan. Ada beberapa besar kista atau ruang kosong yang terbentuk dalam ginjal yang membuat fungsi normal sulit.
e.       Masalah Bawaan
Mungkin ada masalah bawaan dalam pengembangan ginjal. Hal ini terjadi sejak sebelum lahir dan memanifestasikan ketika lebih dari 90% dari fungsi ginjal terganggu.
f.       Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Penyakit kekebalan seperti systemic lupus erythematosus (SLE) di mana sistem kekebalan tubuh gagal untuk mengenali ginjal sebagai miliknya dan serangan itu berpikir itu menjadi benda asing.
5.      Yang tidak dapat melakukan transplantasi ginjal
a.       Orang dengan kanker ganas
b.      Orang dengan infeksi aktif
c.       Mereka dengan hati atau penyakit jantung
d.      Mereka dengan AIDS
6.      Kelebihan transplantasi ginjal
a.       Ginjal baru, akan bekerja seperti halnya ginjal normal
b.      Penderita akan merasa lebih sehat dan "lebih nomal"
c.       Penderita tidak perlu melakukan dialisis
d.      Penderita yang mempunyai usia harapan hidup yang lebih besar
7.      Kekurangan transplantasi ginjal
a.       Butuh proses pembedahan besar
b.      Proses untuk mendapatkan ginjal lebih sulit atau lebih lama
c.       Tubuh menolak ginjal yang dicangkokkan
d.      Penderita harus rutin minum obat imunosupresan, yang mempunyai banyak efek samping.

C.     PENGHANCURAN BATU GINJAL
Buah Penghancur Batu Ginjal - Setiap orang memiliki masalah atau penyakit yang berbeda-beda karena setiap organ tubuh seseorang memiliki kekuatan atau kekebalan yang berbeda, ada yang sejak lahir sudah memiliki masalah pada bagian organ tubuhnya, atau ada juga yang terserang karena gaya hidup yang salah, dan contohnya ialah penyakit Ginjal. Salah satu penyakit yang menyerang ginjal dan saluran kemih adalah batu ginjal. Anda mungkin sering mendengarnya. Batu pada ginjal ini terbentuk karena adanya pengkristalan atau pengendapan urin di dalam ginjal sehingga berkumpul dan membentuk gumpalan keras yang menyumbat saluran kemih
Jika saluran kemih atau saluran pembuangan air seni ini tersumbat, maka Anda akan mengalami susah buang air kecil dan timbul rasa nyeri karena batu mungkin sudah berada di saluran kemih. Jika tidak segera ditangani, dan jika saja anda tidak menutup kemungkinan Anda akan mengalami kencing darah yang menyakitkan. Tentu ini sangat tidak diharapkan bukan ? Nah oleh karenaitu sya akan membagikan tips jitu yang alami untuk anda.
                                                                          
1.      Tiga Buah Penghancur Batu Ginjal
a.       Apel
Tahukah anda bahwa Buah apel bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Selain enak karena rasanya yang manis, ternyata apel juga bisa melarutkan batu ginjal secara alami. Caranya cukup makan 2 buah apel segar rutin setiap hari untuk bisa merasakan khasiatnya. Mengapa ini bisa terjadi ? Karena Apel memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, seperti vitamin A dan C yang dapat melarutkan batu ginjal. Atau Anda juga bisa minum sari cuka apel jika bosan dengan buahnya.

2.      Anggur
Buah kedua ialah Anggur, Anggur juga merupakan salah satu obat alami penyembuh penyakit batu ginjal yang enak. Anda pasti tahu sendiri nikmatnya buah anggur, mengapa bisa menyembuhkan ? Ini karena anggur memiliki banyak kandungan nutrisi yang bisa menyembuhkan secara alami. Dan perlu di ingat Makanlah anggur beserta kulit dan bijinya juga, karena selain daging buahnya, justru di biji anggur terdapat banyak kandungan antioksidan kuat penyembuh penyaki.
3.      Semangka
Buah yang terakhir ialah semangka, Anda pasti tahu bahwa Semangka merupakan salah satu buah yang kaya akan air. Jika Anda termasuk seseorang yang sulit minum, maka makan buah semangka yang banyak akan memudahkan batu ginjal luruh dari dalam saluran kemih. Makan semangka juga akan membantu membilas bagian dalam ginjal tanpa rasa sakit. Cukup makan 300-500 gr per hari untuk mendapatkan manfaatnya.
Bisa disimpulkan bahwa sekalipun penyakit yang dihadapi bukan penyakit yang enteng namun dengan buah yang sehat dan rasa yang sangat nikmat justru bisa mengatasinya dengan effektif.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi ginjalnya. Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan darah dengan cara mengalirkan melalui “ginjal buatan”.      
Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan GGA apabila terdapat indikasi Hiperkalemia, Asidosis, Kadar ureum/kreatinin tinggi dalam darah, Kelebihan cairan, Perikarditis dan konfusi yang berat, Hiperkalsemia dan hipertensi.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa transplantasi ginjal merupakan proses
pencangkokan ginjal sehat dari donor ke dalam tubuh seseorang yang mengalami gagal
ginjal melalui tindakan pembedahan. Ginjal baru, dapat diperoleh dari donor yang baru
saja meninggal dunia, atau dari donor hidup.
Transplantasi ginjal adalah sebuah prosedur bedah yang besar dan resiko umum meliputi resiko sakit, perdarahan, infeksi dan pembentukan gumpalan darah. Jangka panjang resiko terkait ke donor organ penolakan oleh penerima tubuh. Obat-obatan menekan kekebalan juga memiliki efek samping yang mungkin rumit pada penggunaan jangka panjang.

B.     Saran
Semakin berkembangnya zaman dan teknologi semakin meningkat juga resiko akan penyakit pada manusia terutama dalam hal ini kehilangan fungsi ginjal atau gagal ginjal, maka hemodialisis merupakan sarana penting dalam mengatasi hal ini sehingga dapat mengembalikan fungsi ginjal yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, J. 2000. Buku Saku Pathofisiologi. EGC. Jakarta
Burrnert and Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2. EGC. Jakarta
NANDA, Nursing Diagnosis: Definition and classification 2005-2006. NANDA International Philadelphia
Jhonshon Marion, dkk. Nursing Outcomes Classification (NOC) second edition, by mosby Year Book Inc. New York
Closkey and buckhek, 1996, Nursing Intervention Classification (NIC) second edotion by Mosby Year Book, Inc. New York
Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Media Aeusculapius. Jakarta
Mirzanie, H. Dkk. 2005. Internoid. Tosca Enterprise. Yogyakarta
http://diansildjian.blogspot.com/2011/05/makalah-transplantasi-organ.html
http://akperpemdagarut2agroup3.blogspot.com/2011/04/makalah-cangkok-ginjal.html
http://www.news-medical.net/health/Kidney-transplant-e28093-What-is-a-kidney transplant-(Indonesian).aspx
http://www.news-medical.net/health/Life-after-a-kidney-transplant-(Indonesian).aspx
http://www.news-medical.net/health/When-is-a-kidney-transplant-needed(Indonesian).aspx




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Teknologi Sistem Ekskresi"

Post a Comment

/* script Youtube Responsive */