MAKALAH PENGERTIAN DAN HAKEKAT MEDIA DAN METODE PENDIDIKAN ISLAM


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan sebagai suatu sistem, terdiri atas berbagai komponen yang masing-masing saling berkaitan dan berhubungan, untuk mencapai keberhasilan pendidikan, sesuai dengan yang telah diprogramkan. Dengan demikian setiap komponen memiliki sifat saling tergantung sesamanya. Keselarasan antar komponen ini akan menopang keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, maka perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan tersebut.
Dari sekian faktor penunjang keberhasilan tujuan pendidikan  adalah dalam kaitanya dengan usaha menciptakan suasana yang kondusif dalam pendidikan, media/alat dan metode pendidikan atau pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Sebab media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan penglihatan.
Adanya media/alat yang kondusif akan dapat mempercepat proses pembelajaran dan membuat pemahaman peserta didik lebih cepat pula. Dengan tersedianya media/alat pengajaran, pendidik dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang akan ia pakai dalam situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional dan sehat diantara peserta didiknya.
Bahkan, media pengajaran selanjutnya dapat membantu pendidik “membawa” dunia luas ke dalam kelas. Dengan demikian, ide yang abstrak dan asing (remote)sifatnya akan menjadi kongkrit dan mudah dimengerti oleh peserta didik. Bila alat/media pengajaran difungsikan secara tepat, maka peserta didik akan banyak terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga aktifitas dan kreativitas peserta didik dapat diciptakan.
B.       Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian Metode Pendidikan Islam?
2.    Apa saja Metode Pendidikan Islam?
3.    Apa Pengertian Media Pendidikan Islam?
C.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui Pengertian Metode Pendidikan Islam
2.      Untuk mengetahui Metode Pendidikan Islam
3.      Untuk mengetahui pengertian Media Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Metode Pendidikan Islam
Metode secara etimologis (bahasa) berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata Meta, dan  hodos.  Kata  meta berarti melalui, melampaui, dan kata  hodos berarti jalan, atau cara yang ditempuh. Berdasarkan pengertian secara etimologi dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Arab kata metode diungkapkan dalam berbagai kata. Terkadang digunakan kata atthariqah, manhaj, dan alwashilah. Thariqah berarti jalan, ,manhaj berarti sistem, dan washilah berarti perantara atau mediator. Dengan demikian kata yang paling dekat dengan metode adalah kata thariqah. Karena sebagaimana dijelaskan pada awal pargraf secara bahasa metode adalah suatu jalan untuk mencapai suatu tujuan.[1]
            Secara terminology, beberapa ahli mengemukakan tentang pengertian metode sebagai berikut:
a.   Hasan Langgulung mengemukakan bahwa metode adalah cara atau jalan yan gharus         dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
b.   Abd, al-Rahman Ghunaimah, mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
c.   Ahmad Tafsir, mengemukakan bahwa metode mengajar adalah cara yang paling cepat dan tepat dalam mengajarkan suatu mata pelajaran.[2]
Berdasarkan beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode pendidikan islam adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan  pembelajaran atau menguasai komponen tertentu yang dirumuskan dalam silabus dan mata pelajaran dalam pendidikan islam.
Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang mempunyai fungsi ganda yaitu: bersifat polipragmatis dan monopragmatis. Polipragmatis berarti metode memiliki kegunaan yang serba ganda, misalnya suatu metode tertentu pada satu kondisi tertentu dapat digunakan untuk memangun atau memperbaiki sesuatu. Sebaliknya monopragmatis yaitu mengandung satu macam kegunaan untuk satu macam tujuan.
Dalam penggunaan metode pendidikan islam yang perlu dipahami adalah bagaimana seorang pendidik dapat memahami hakikat metode dan relevansinya dengn tujuan utama pendidikan islam ,yaitu terbentuknya peribadi yang beriman yang senantisa mengabdi kepada Allah Swt. Metode dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
B.     Macam-Macam Metode
Sebagai ummat yang telah dianugerahi Allah Kitab Al-Quran yang lengkap dengan petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal sebaiknya menggunakan metode mengajar dalam pendidikan Islam yang prinsip dasarnya dari Al- Qur’an dan Hadits. Diantara metode- metode tersebut adalah:
1.        Keteladanan
Pada umumnya manusia memerlukan figure (sosok) identidikasi yang dapat membimbing manusia kearah kebenaran untuk memenuhi keinginan tersebut, untuk itu Alla­h mengutus Muhammad menjadi tauladan bagi manusia dan wajib diikuti oleh umatnya. Untuk menjadi sosok yang ditauladani, Allah menmerintahkan manusia termasuk pendidik mengerjakan perintah Allah dan Rasul sebelum mengajarkannya kepada orang yang akan dipimpin. Dalam Al-Qur’an dijelaskan dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 21 yaitu:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sungguh didalam pribadi Rasulullah SAW, itu terdapat teladan yang baik”.
2.        Kisah
Metode kisah adalah metode pendidikan yang berupa kisah-kisah atau cerita yang diberikan oleh guru untuk menggugah kesadaran siswa akan peristiwa di masa lalu, atau kisah-kisah tokoh-tokoh besar yang biasa diambil hikmahnya oleh siswa melalui cerita perjalanan hidupnya. Dalam Al-Qur’an banyak ditemukan surat dan ayat-ayat yang menceritakan kisah-kisah para Nabi, malaikat, kisah kehidupan sudah mati, kisah-kisah tokoh-tokoh yang berkarakteristik, amupun tokoh-tokoh yang tidak baik karakteristiknya.
Kisah atau cerita sebagai sebuah metode pendidikan ternyata mempuanyai daya tarik yang menyentuh perasaan. Islam menyadari sifat alamiah manusia untuk menyenangi cerita. Oleh karena itu Islam mengekplorasik cerita ini untuk dijadikan salah satu teknik pendidikan.


3.        Metode Nasihat
Metode nasiahat adalah metode yang menuntut kemampuan memberikan sugesti yang baik kepada siswa melalui nasihat atau saran-saran yang bermanfaat Metode ini juga membutuhkan keahlian berkomunikasi yang baik para guru. Metode nasihat berarti juga cara memberikan solusi bagi siswa yang bermasalah melalui nasihat, dengan jalan guru memberikan bimbingan (guide) terhadap permasalahan yang dihadapi siswa.
Menurut Abudin Nata, metode nasihat di dalam Al-Qur’an berasal dari kata nasehat yang didalam Al-Qur’an kata nasehat diulang sebanyak tigabelas kali dalam tujuh surat. Metode nasihat dalam Al-Qur’an banyak diberikan kepada mereka yang mmelanggar peraturan. Dalam konteks pendidikan, metode nasihat diberikan kepada siswa-siswa yang kelihatannya melanggar peraturan, agar mereka disiplin kembali. Sebagaimana yang dilakukan Luqman Hakim kepada anak-anaknya. Dalam surat Al-Luqman ayat 13:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” (QS. Lukman: 13).
4.    Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam proses pembelajaran karena sangat efektif dan efisien. Efektif karena bisa mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran dengan tepat dan tidak membutuhkan biaya yang mahal dalam penerapannya. Dalam Bahasa Arab metode ceramah (khutbah), lebih dekat dengan upaya tabligh.
Metode ceramah mempunyai keunggulan terutama pada kelas-kelas besar yang jumlah siswa nya banyak. Dalam kaitan ini kemampuan guru dalam melakukan komunikasi dan dialog dalam menyampaian materi sangat penting. Guru seharusnya bisa mengkomunikasi materi dengan baik, sehingga siswa tidak mudah bosan atau mengantuk mendengarkan materi yang diceramahkan. Oleh karena itu dibutuhkan suara yang kuat, bisa dibantu oleh Audio-Visual.


5.    Ganjaran dan Hukuman
Maksud ganjaran dalam konteks ini adalah memberikan sesuatu yang menyenangkan (penghargaan) dan dijadikan sebuah hadiah bagi peserta didik yang berprestasi, baik dalam belajar maupun sikap prilaku. Pendidik dalam pendidikan Islam yang tidak memberikan ganjaran kepada peserta didik yang telah memperoleh prestasi sebagai hasila belajar, maka dapat diartikan secara implsit bahwa pendidik belum memanfaatkan alat pengajaran
Selain ganjaran, hukuman juga merupakan alat / media pendidikan. Dalam Islam hukuman disebut dengan iqab. Abdurahman An-Nahkawi menyebutkan bahwa tahrib yang berarti ancaman atau intimidasi melalui hukuman karena melakukan sesuatu yang dilarang.
Sejak dahulu, hukuman dianggap sebagai alat/media yang istimewa kedudukannya, sehingga hukuman itu diterapkan tidak hanya dibidang pengadilan raja, tetapi juga diterapkan pada semua bidang, termasuk bidang pendidikan. [3]
C.    Media Pendidikan Islam
Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan.[4]
Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi Media adalah perangkat peralatan yang berfungsi sebagai alat bantu  untuk memperlancar penyelenggaraan pendidikan agar lebih efektif, efesian dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Media pendidikan islam adalah seperangkat peralatan yang digunakan dalam pendidikan islam untuk memudahkan pendidik dan pesertaa didik didalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat efektif dan efisien sehingga tujuan dari pendidikan islam itu bisa tercapai.
Zakiah Daradjat menambahkan dengan mengutip pendapat Vernous, menyatakan bahwa media pendidikan adalah sumber belajar, baik berupa manusia, benda atau peristiwa yang membuat peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan atau perubahan sikap. Dari definisi tentang media pendidikan tersebut mengindikasikan bahwa media pendidikan mempunyai arti yang sangat luas ditunjau dari jenisnya bisa berupa benda atau non benda. Misalnya media non-benda seperti sifat atau karakter seseorang guru yang baik bisa dijadikan sebagai media pendidikan untuk mengembangkan sikap yang baik bagi peserta didik. [5]
Menurut Zakiah Daradjat alat-alat atau media pendidikan islam yang berupa benda adalah :
1.      Media Tulis, seperti, Al-qur’an, Hadist, tauhid, Fiqh, Sejarah.
2.      Benda-benda Alam, seperti, hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan
3.      Gambar-gambar yang dirancang Secara grafik
4.      Gambar yang diproyeksikan, seperti video, transparan, dan in-fokus.
5.      Audio recording, seperti, kaset dan tape radio.
Secara umum tidak terdapat perbedaaan  yang berarti tentang alat pendidikan yang  berbentuk benda, perbedaannya hanya terletak pada pemakaian istilah dalam memformulasikan. Namun yang jelas, alat pendidikan dalam bentuk benda perlu digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara bervariasi sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Dalam konteks Ilmu Pendidikan Islam, M.Arifin menuturkan, alat pendidkan harus mengandung nilai-nilai operasional yang mampu mengantarkan kepada tujuan pendidikan islam yang sarat dengan nilai-nilai.[6]
Adapun ayat yang menerangkat tentang media pendidikan surat Al-Isra’ ayat 84:
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلا
Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
            Dalam ayat ini Allah mengajarkan kepada manusia untuk menggunakan sebuah alat atau benda sebagai suatu media dalam menjelaskan segala sesuatu. Sebagaimana Allah menurunkan Al-quran kepada nabi Muhammad untuk menjelaskan segala sesuatu nya, maka sudah sepatuut nya seseorang menggunakan suatu media tertentu untuk menjelaskan segala hal.





BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
metode pendidikan islam adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan  pembelajaran atau menguasai komponen tertentu yang dirumuskan dalam silabus dan mata pelajaran dalam pendidikan islam.
Media pendidikan islam adalah seperangkat peralatan yang digunakan dalam pendidikan islam untuk memudahkan pendidik dan pesertaa didik didalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat efektif dan efisien sehingga tujuan dari pendidikan islam itu bisa tercapai.
Di dalam pendidikan Islam alat/media ataupun metode itu sangat jelas diperlukan. Sebab media ataupun metode pengajaran itu mempunyai peran yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.












DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2014. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
Langgulung, Hasan. 1985. Pendidikan dan Peradaban Islam. Jakarta: Pustaka al-Husana.
M. Arifin.1996. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Nata, H. Abudin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama. Edisi Baru.
Ramayulis. 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.



[1]H. Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), Edisi Baru, hal. 144
[2]Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam, Jakarta: Pustaka al-Husana, 1985) , hal. 53
[3]Zainal Abidin, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2014), Hal. 84
[4]Ramayulis. Metodologi Pengajaran Agama Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), Hal 60
[5]Zainal Abidin, Filsafat Pendidikan Islam, Hal. 90
[6]M. Arifin. Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 1996). Hal. 61

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MAKALAH PENGERTIAN DAN HAKEKAT MEDIA DAN METODE PENDIDIKAN ISLAM "

Post a Comment

/* script Youtube Responsive */